Tuesday, March 27, 2007

Bersepeda Bersama Bayi: Gendong atau Bonceng?




Ketika saya terpaksa harus vakum bersepeda karena mengandung anak pertama, sedih juga rasanya. Tentu saja aktivitas bersepeda termasuk yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil, terlebih untuk kehamilan bermasalah. Saya termasuk kategori ini; pemeriksaan menunjukkan ari-ari janin saya menutupi jalan lahir (istilah medisnya: placenta previa). Kondisi ini rentan akan pendarahan. Maka, demi kebaikan diri saya dan janin, saya harus ekstra hati-hati menjaga kondisi badan.
Agak ngiri juga ketika dengar cerita teman-teman yang selalu bawa oleh-oleh cerita tentang perjalanan mereka. Dalam hati, "Kalau anak saya lahir dan sudah cukup besar, saya pasti akan bawa anak saya cross country juga." Tapi pertanyaannya kemudian, model tumpangan anak batita (bawah tiga tahun) seperti apa yang baik dan aman untuk turut bersepeda bersama orang-orang dewasa ini?
Saya pun mencoba mencari jawabnya. Sejauh pengalaman saya, ada beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan:
Gendongan anak berupa ransel
Kelebihannya: posisi anak aman, terutama karena posisinya yang hampir bisa dikatakan "melekat" pada pengendara sepeda. Si pengendara bisa mengontrol dan selalu bisa merasakan "alarm dini" jika si anak dalam posisi yang membahayakan, misalnya jika si anak meronta karena ketidaknyamanan letak dudukannya atau ketidaknyamanan lain yang ia rasakan. Faktor keamanan lain adalah tersedianya sabuk pengaman di dalam kompartemen ransel anak itu. Sabuk pengaman biasanya ada dua; pertama, yang menahan pinggul atau pinggang anak (menyerupai sistem seat belt di kendaraan roda empat pada umumnya); kedua, yang menahan tubuh bagian depan anak. Sabuk kedua akan mengalungi anak dari bagian atas kepala ke arah tubuh depannya (tujuan titik perlindungan adalah kedua bahu dan dada). Buckle (kunci klip) terdapat di bagian perut. Karena faktor kelekatan sebagaimana disebut di atas, guncangan yang dirasakan anak akan terlebih dahulu diminamilisir oleh pengendara sepeda, semacam self-control dari pengendara sepeda. Di sisi lain, respon si anak akan cenderung menyelaraskan gerakan yang ditimbulkan pengendara sepeda. Situasi ini juga akan merangsang kepekaan anak pada keseimbangan tubuhnya sendiri.
Kekurangannya: tidak nyaman bagi si pengendara sepeda jika jarak tempuh cukup jauh, karena seluruh beban anak bertumpu padanya. Walaupun sesungguhnya ransel semacam ini sudah dirancang agar pembagian titik beban bisa disesuaikan, tidak terpusat pada satu titik saja; misalnya dengan mengencangkan sabuk di bagian pinggang agar beban di bahu kiri dan kanan berkurang. Sedikit mengurangi keleluasaan si pengendara sepeda untuk melakukan manuver. Tentu karena si anak dapat kapan saja merasa kegirangan dan melonjak-melonjak apabila sepeda melalui jalan yang berguncang atau rute sliding /menurun. Respon anak dapat mudah sekali mempengaruhi kestabilan berkendara. Di awal -atau malah sepanjang- perjalanan, si anak akan sangat merasa ingin tahu keadaan sekitar, termasuk pemandangan di muka. Jika pengendara sepeda yang menggendongnya dirasa menutupi pandangan, secara otomatis ia akan berusaha dengan memiringkan badannya, hingga mencapai sudut yang paling ekstrem. Hal ini potensial membahayakan dirinya dan si pengendara.

Boncengan sepeda

Ini pun ada dua opsi, apakah Anda ingin meletakkan boncengan di depan atau di belakang Anda. Kelebihan boncengan sepeda di depan pengendara: anak dapat leluasa melihat jalur sepeda dan pemandangan di hadapannya. Si pengendara sepeda lebih merasa tenang karena si anak selalu dalam pengawasannya. Kekurangannya: posisi anak akan sedikit mengurangi keleluasaan pengendara sepeda.
Kelebihan boncengan sepeda di belakang pengendara: si pengendara akan leluasa mengontrol dan menguasai stang. Meminimalisasi paparan alam (misalnya angin, hujan, ataupun sinar) yang langsung mengenai anak. Diharapkan segala paparan itu akan terlebih dulu mengenai pengendarai sepeda. Komunikasi antara pengendara dan anak dapat terjalin lebih intens, karena kontak mata, kontak lisan, dan kontak ekspresi dapat lebih mudah dilakukan. Misalnya ketika ada obyek tertentu yang sedang diobrolkan.
Kekurangannya: si pengendara tidak leluasa mengawasi si anak. Bisa jadi anak terlelap, kelilipan (renik memasuki matanya), atau hal lainnya terjadi, dan pengendara tidak bisa mengetahuinya saat itu juga. Komunikasi antara pengendara dan anak kurang terjalin secara intens. Bisa saja toh si pengendara bicara panjang lebar, kok ya ternyata si anak tertidur pulas!! Duh...
Well, pilihan terpulang pada kenyamanan Anda. Omong-omong, kalau ada pertimbangan dan pilihan tandem yang lain, bisa dong bagi-bagi info.... (Aisyah HilalIbu satu anak berumur 11 bulan)

Tips Bersepeda Aman di Jalan Raya



(diambil dari : http://www.cyclistreport.org/)



  • Berpakaianlah dengan benar – pakailah helm dan pakaian berwarna terang. Pada musim hujan, gunakan jas hujan yang tidak mengganggu kenyamanan, keseimbangan, dan kendali Anda atas sepeda.

  • Patuhi rambu dan peraturan lalu lintas – tak ada bedanya dengan pengguna jalan yang lain, pesepeda mesti mematuhi rambu dan perturan lalu lintas. Jika kita sendiri tak tertib, bagaimana kita bisa menuntut pengguna jalan lain untuk berperilaku tertib?

  • Jangan pernah bersepeda melawan arus jalan – pengemudi kendaraan bermotor tak akan memerhatikan sepeda yang melaju di jalur jalan yang salah. Hukum dan akal sehat mengharuskan pesepeda menggunakan jalan seperti pengemudi kendaraan lainnya.

  • Jangan memakai headphone (earphone) – pakailah helm, jangan menggunakan piranti headphone (dari walkman maupun handphone ). Menurut penelitian, telinga yang tertutup rapat bisa mengurangi keawasan pesepeda pada keadaan sekelilingnya.

  • Siapkan kedua tangan untuk mengerem – Anda mungkin tak bisa langsung berhenti jika mengerem hanya dengan satu tangan. Jangan bersepeda terlalu dekat di belakang kendaraan lain, dan pada musim hujan selalu siapkan jarak aman pengereman karena rem selalu menurun efisiensinya manakala basah.

  • Perhatikan jalan di samping dan belakang Anda – belajarlah memindai keadaan jalan di samping dan di belakang Anda tanpa harus kehilangan keseimbangan dan kendali Anda pada sepeda.

  • Jangan menyalip dari kiri – pengemudi kendaraan bermotor biasanya tidak akan menduga kalau ada sepeda yang menyalip dari kiri, sehingga mereka juga tak siap dengan situasi terburuk yang muncul dari keadaan ini.

  • Jangan melewati garis pembatas jalan – manakala menyalip, pastikan Anda tidak melewati garis pembatas jalan. Demikan halnya manakala lalu lintas dalam keadaan padat.

  • Gunakan lampu di malam hari – selain membantu Anda buat melihat arah dan kondisi jalan, lampu membantu pengemudi kendaraan lain di depan untuk melihat keberadaan Anda. Tambahkan juga lampu di bagian belakang sepeda, atau sekurang-kurangnya reflektor.

  • Gunakan tangan Anda untuk memberi tanda – gunakan tangan untuk memberi tanda kepada pengguna jalan lain tentang ke arah mana Anda akan melaju. Ini memang aturan tak tertulis bagi pengguna sepeda, tetapi penting bagi keamanan Anda sendiri.

  • Rawat dan jagalah kondisi sepeda Anda – lakukan perawatan rutin sehingga sepeda Anda bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Gantilah rem dan ban secara berkala. Merawat sepeda itu mudah, Anda bisa belajar dan melakukannya sendiri. (Antariksa)

Tips Posisi Sadle


Diambil dari: http://greatadventuresports.com/site/tips.cfm
Ketika anda merasa sakit ketika bersepeda (terutama dalam waktu lama) kebanyakan orang cendrung mengubah posisi sadle secara drastis, sejenak mungkin terasa nyaman kemudian masalah baru muncul.Sakit anda berpindah ke lutut, punggung atau bahkan tangan.Berikut beberapa tips untuk menyesuaikan posisi duduk anda, dan juga beberapa rekomendasi jika setelah menyesuaikan posisi duduk tidak mengurangi rasa tidak nyaman anda...
Pakaian BersepedaKetika anda mencoba mencari posisi duduk yang nyaman, cara yang terbaik adalah menggunakan celana sepeda yang memang sudah di design untuk bersepeda.Usahakan sadle selalu rataCara termudah adalah mendongakkan atau merundukkan posisi sadle. Tetapi jangan merubahnya lebih dari 3 derajat lebih rendah atau tinggi dari 180 derajat (posisi sadle wanita biasanya lebih merunduk sedangkan pria lebih mendongak), jika tidak anda akan beresiko cidera.
Jangan merubah posisi duduk untuk dapat menjangkau stang (handlebar)Kesalahan lain adalah anda merubah posisi sadle supaya anda lebih nyaman ketika menggapai stang (handlebar). Ketika anda merasa stang (handlebar) terlau jauh dari jangkauan anda, lalu anda merubah posisi sadle lebih maju kedepan, memang ini menyelesaikan problem anda dalam menggapai stang, posisi duduk(sadle) seharusnya berhubungan dengan pedal/pijakan, dengan posisi sadle yang sesuai dengan pedal, maka dapat mengurangi kemungkinan cedera kaki dan memperbesar tenaga anda ketika mengendarai sepeda.Cara yang benar supaya anda nyaman dalam menggapai stang (handlebar) adalah pertama sesuaikan posisi sadle anda dengan pedal, kemudian ganti stem (penahan handlebar) dengan yang lebih pendek atau lebih panjang atau juga lebih rendah/lebih tinggi.Coba sadle baruSetelah mencoba cara diatas dan bokong anda masih terasa sakit ketika mengendari sepeda, kemungkinan sadle anda tidak cocok dengan anatomy bokong anda. Cobalah cari sadle yang nyaman dan sesuai dengan anatomi bokong anda, atau mungkin pula cara anda mengendarai sepeda yang harus di perbaiki lagi.
Jangan lupa sesekali berdiri di pedal ketika mengendarai sepeda dalam waktu yang lama.

Monday, March 26, 2007

Tips memilih sepeda (Written by Budi Santoso)

Written by Budi Santoso - Tuesday, 06 June 2006

Pilihlah sepeda sesuai dengan postur tubuh anda, dan jangan lupa sepeda yang anda pilih adalah sepeda yang sangat cocok dengan selera anda.
Ada beberapa tipe sepeda:

  1. Sepeda BMX : Pengguna sepeda ini biasanya orang yang sangat energik dan luwes juga punya manuver yang tinggi. BMX-er begitu biasanya mereka disebut, adalah kawula muda kisaran 8-30 tahun. Tapi ada juga lho yang diatas 30 ........
  2. Sepeda Mini : Pengguna sepeda Mini biasanya kaum Hawa, ditandai dengan single tube ato top tube yang rendah sehingga mereka bisa leluasa menggoes/menggenjot sepeda ini.
  3. Sepeda Gunung (Mountain Bike) : Kebanyakan anggota b2w menggunakan sepeda ini, baik itu yang sudah berbahan aluminium ato besi chrome. Kemacetan jalan yang sering terjadi di Ibukota mengharuskan mereka musti pindah ke trotoar untuk menghindari kemacetan tsb Belum lagi jalan yang berlubang dan penuh kubangan, sepeda gunung sangat handal dipakai b2w.
  4. Sepeda Onthel/Jangki : Ini adalah sepeda warisan yang tak kalah handalnya, bahkan ada banyak orang yang mengkoleksi sepeda ini
  5. Sepeda Balap : Mereka yang terbiasa dengan kecepatan tinggi dan jalan yang dilalui dapat dibilang aspal mulus dan tidak macet, sepeda ini adalah pilhan yang tepat.

Untuk B2W, sepeda kita harus lincah menyelip saat macet, mudah naik turun trotoar, dan mudah dipacu saat jalanan lengang. Rekomendasi dari kami, gunakan sepeda jenis MTB karena terbukti handal untuk dipakai di segala medan jalan(aspal/tanah bebatuan). Agar lebih nyaman saat B2W, ada beberapa kiat dibawah ini:

  • Pilihlah frame(rangka sepeda) yang ringan, minimal bahan aluminium yang banyak dijual di pasaran.
  • Pilihlah sadel(tempat duduk) yang empuk, nyaman saat kita duduki, sesuaikan dengan jenis kelamin dan pinggul kita.
  • Pilihlah fork(garpu depan) yang rigid atau bersuspensi untuk lebih nyaman saat melewati gundukan jalan.
  • Pilihlah shifter(pemindah gigi kecepatan) agar kita bisa atur kecepatan bersepeda.  Pilhlah ban luar yang profil bannya halus (slick) jika jalur B2W didominasi jalan aspal atau sedikit pacul, jika melewati jalan offroad.
  • Pilihlah handle bar(stang) tipe rise bar(melengkung) atau flat bar (mendatar) tergantung postur tubuh.

Untuk B2W, sepeda kita harus lincah menyelip saat macet, mudah naik turun trotoar, dan mudah dipacu saat jalanan lengang. Rekomendasi dari kami, gunakan sepeda jenis MTB karena terbukti handal untuk dipakai di segala medan jalan(aspal/tanah bebatuan). Agar lebih nyaman saat B2W, ada beberapa kiat dibawah ini:

  • Pilihlah frame(rangka sepeda) yang ringan, minimal bahan aluminium yang banyak dijual di pasaran.
  • Pilihlah sadel(tempat duduk) yang empuk, nyaman saat kita duduki, sesuaikan dengan jenis kelamin dan pinggul kita.
  • Pilihlah fork(garpu depan) yang rigid atau bersuspensi untuk lebih nyaman saat melewati gundukan jalan.
  • Pilihlah shifter(pemindah gigi kecepatan) agar kita bisa atur kecepatan bersepeda.
  • Pilhlah ban luar yang profil bannya halus (slick) jika jalur B2W didominasi jalan aspal atau sedikit pacul, jika melewati jalan offroad.
  • Pilihlah handle bar(stang) tipe rise bar(melengkung) atau flat bar (mendatar) tergantung postur tubuh.