Thursday, May 10, 2007

Cara Melewati Tanjakan Curam


Yang tau elmu nanjak, pasti mau bagi2 elmunya cara untuk bisa melewatitanjakan yang paling curam.Sebenernya sih susah2 gampang, syaratnya kamu harus memilikikeseimbangan, goesan sempurna, kaki kuat dan gir rendah. Sebenarnyatanpa teknik yang baik, tidak ada satupun yang akan dapat membuat kamumencapai 0,5m lebih tinggi dari tanjakan yang biasanya selama inidapat dilewati. Kebanyakan dari kita, menganggap tanjakan curam adalahsama dengan kekalutan / kebingungan / kekacauan goesan untuk melewatitanjakan dengan tetap di atas sepeda, tanpa TTB ( Tun-Tun-Bike ).
Ketekunan, tenaga dan ilmu terapan adalah sarana terbaik Mtb'er untukdapat melewati tanjakan yang paling gahar sekalipun. Seni / caramelewati tanjakan curam dapat digambarkan pada tiga ketrampilan teknikdasar:(1) Posisi tubuh yang benar.(2) Menjaga goesan.(3) Mengetahui apa yang sebaiknya tidak boleh dilakukan.Sekali kita menguasai dasarnya, tanjakan yang tidak mungkin bisadilewati akan berubah menjadi mungkin. Ketika ada kompetisi Up-hill,kenapa kita harus jadi penonton? Apa kita nggak pingin jadi jagoantanjakan? He..hee…heee!!!
Langkah Pertama:KITA DAPAT MENGUASAI NANJAK BUNGKUK
Untuk dapat melewati tanjakan yang paling curam, kita harus bersediamemohon pada MBAUREKSO-nya goesan dan kekuatan. Dan di BENAK kita akantimbul pertanyaan : Gimana sih caranya ato posisinya ngegenjot yangefisien? Apa nggenjotnya berdiri waktu tanjakan mulai terasa berat?Gimana kalo menunjukkan kejantanan kita dengan ngegenjot sepol-polnyatenaga dengan cepet??? Yaaah... yang bener aja! Nggak laahhh yaouw !!!
Cara terbaik untuk dapat melewati tanjakan yang sangat curam adalahkita harus menguasai cara nanjak secara bungkuk. Ini adalah aturancara nanjak yang bener.
1: Jangan sprint di bagian awal tanjakan, karena kita akan sangatmemerlukan semburan tenaga pada bagian ujung / puncaknya.
2: Gunakan gir yang sedeng, tetep jaga kecepatan kita sepanjang bagianbawah dan di bagian mudah dari tanjakan itu. Ketika tanjakannya jadisemakin curam, ganti ke gir yang semakin rendah (enteng) dan gera'kanpantat kita, ke ujung depan saddle, tapi jangan terlalu jauh, jangansampai ban belakang kita slip pada tiap goesan.
3: Pindahkan beban tubuh kita ke pinggang untuk menjaga sebanyakmungkin berat pada roda belakang, tanpa membuat roda depan kitaterangkat.Posisi ini akan terasa sangat aneh karena kita membungkuk di atas Toptube dan nggenjot rasanya tidak nyaman ( padahal ini malah bener).
Langkah Kedua:KITA PILIH JALUR LINTASAN YANG TERBAIK
Pandanglah bagian atas tanjakan dan pilihlah jalur lintasan terbaikyang akan kita lewati. Hindarilah sebisa mungkin pada bagian yangberbatu dan terlalu becek.Sewaktu nanjak, pandangilah lintasan bagian depan roda( + 0,5meterminimum) sambil mendengarkan bunyi roda belakang yang nyaris slip,tapi masih punya traksi. Gerakkan punggung ke depan dan belakang dariposisi bungkuk tersebut untuk menjaga bunyi itu.Hal ini adalah cara untuk menyeimbangkan kebutuhan berat pada rodadepan untuk tetap menjejak tanah dengan traksi maksimum kita yangtersedia. Jangan mondar-mandir di atas saddle (kaya strikaan), karenakita tidak dapat melakukan hal ini cukup cepat untuk membuatpergeseran berat yang pas. Dalam posisi ini, badan kita akan rendah,siku nekuk dan kepala maju. Yah persis seperti soang yang mau nyosorgitu.
Langkah Ketiga:RAHASIANYA BUKAN HANYA PADA KEKUATAN KITA
Dalam situasi traksi minimal, ngangkat pantat dari saddle, biasanyajadi pertanda dari akhir genjotan dan dimulainya TTB. Tetaplah dalamposisi bungkuk sampai kita sudah bisa melewati bagian yang palingcuram dari tanjakan itu. Yah, kita orang pasti tau lah kalo carangegenjot kayak gini pasti bikin pegel.Kesalahan kita sewaktu nanjak yang paling umum terjadi adalahmemindahkan posisi tubuh ke depan waktu ban depan sudah melewati ujungtanjakan, padahal ban belakang masih dalam kondisi nanjak. Hal iniakan mengambil beban dari ban belakang ( yang masih di tanjakan) danmenghapus semua traksi kita.Lakukanlah ini !!! dan kita akan gagal nanjak.Jangan nyerah!!! Kalau kebetulan kita keluar dari jalur yangseharusnya, usahakanlah bertahan dan cari jalan alternatif ke atas.
Ingat, kita tidak akan mempunyai tenaga yang sama banyaknya kalau kitasampai gagal nanjak dan harus nyoba untuk nanjak lagi.Keluarkanlah semua tenaga kita untuk melewati tanjakan itu dengan carayang nalar dan ilmiah.
Nambah Bener : Pada tanjakan yang licin, kita memerlukan kemampuankhusus dalam melakukan Pedaling, untuk bisa melintasi tanjakantersebut. (Gimana Yaaa? ...Aaada' Ajah)
JANGAN MUDAH PUTUS ASA, AYO TERUS KITA COBA SAMPAI BISA !!!

Tuesday, April 3, 2007

Tips & Trick Melindungi Kabel

Indonesia yang dianugerahi hujan sepanjang tahun, mendatangkan tantangan tersendiri bagi para pencinta olahraga sepeda gunung. Hujan yang turun membasahi bumi akan membuat lintasan menjadi licin. Selain itu, lumpur diatas lintasan akan mudah terciprat kemana-mana saat kita melintas, tidak terkecuali ke muka kita. Kabel shifter-pun tidak akan luput dari cipratan lumpur ini. Ini akan membuat kemampuan perpindahan gigi terganggu, missed shift atau melompat ke posisi gear yang tidak sesuai dengan yang diinginkan/disesuaikan dengan kondisi lintasan. Selain itu, akan mempercepat proses keausannya dan memperpendek usia pakainya. Berikut Tips&Trick untuk menjaga kabel dari serangan lumpur yang setidaknya bisa memperpanjang usia pakai kabel shifter. Untuk setiap lubang kabel yang masuk ke frame, siapkan satu potong plester (plakban) ukuran 7 ~ 10 cm (perkiraan, tergantung diameter framenya) dan satu potong plester ukuran 2-3 cm. Tempelkan potongan kecil (2~3 cm) ditengah-tengah potongan besar (7~10 cm) saling menempel disisi yang memiliki lem perekat. Dengan posisi seperti ini maka didapatkan area yang tidak memiliki lem perekat untuk tempat masuknya kabel shifter. Tanpa lem perekat di area tersebut maka kemampuan perpindahan gigi tidak terganggu (smooth).

Pertama, kita lindungi kabel shifter untuk RD (rear derailleur). Tempelkan plester yang sudah disiapkan dari atas menutupi kabel shifter dan frame boss. Perhatikan bagian yang tanpa lem harus diletakkan pas ditengah-tengah pertemuan antara kabel shifter dan frame boss. Lekatkan semua plester sampai melingkupi semuanya. Tekan-tekan plester secara merata agar dapat merekat kuat disemua bagian dengan sedikit mungkin ada yang terbuka. Potong bagian plester yang tersisa dan rapikan. Selanjutnya kita lindungi FD (front derailleur), khususnya tipe bottom-pull FD. Tipe FD ini, kabel shifter akan menarik mekanisme FD dari bawah. Dengan posisi kabel shifter dari bawah tersebut maka air dan lumpur mudah sekali menumpuk di housingnya. Setiap kali kita melakukan perpindahan gigi, maka air dan lumpur akan mudah ikut masuk ke housingnya. Selama menggenjot pedal di medan becek dan berlumpur, disaat istirahat, selain memeriksa bagian lainnya, sesekali periksa plester tersebut. Jika agak longgar maka tekan-tekan plesternya agar merekat kembali.

Saat mencuci sepeda sepulang dari bersepeda, jangan dilepas dulu sebelum selesai menyemprot sepeda kita. Lepaslah plester setelah menyemprot sepeda dan sesaat sebelum mengeringkan sepeda (catatan: saat mencuci sepeda, jangan menyemprot dengan air bertekanan tinggi, terutama kearah bearing). Biasanya setelah beberapa kali memasang plester dan melepaskannya, ada sisa-sisa lem perekat yang mengumpul dan terbentuk disekitar frame boss. Ini akan mengurangi daya rekat plester. Bersihkan dengan alkohol kadar rendah (bisa dibeli di apotik).
Source:www.mtb-indonesia.com

Ban, Rem, Rantai dan Body berkarat

Tekanan Ban
Meski tergolong sepele, tekanan angin dalam ban tetap perlu diperhatikan demi kenyamanan serta keamanan bagi Anda sendiri. Setiap ban memiliki takaran isi udara yang berbeda. Ini sangat bergantung pada ukuran dan model ban. Biasanya pabrikan ban sudah mencantumkan rekomendasi kisaran tekanan di setiap dinding luar ban (side wall). Jangan coba-coba berspekulasi mcnambah atau mengurangi dari batas anjuran tersehut.
Setiap rokomendasi pabrik ban, selalu memberi kisaran tekanan udara batas bawah dan batas atas. Untuk menemukan tekanan udara yang sesuai hisa berpatokan pada berat tubuh pengendara serta permukaan medan yang bakal dilalap. Pesepeda yang bcrtubuh subur, sebaiknya menggunakan ban bertekanan tertinggi. SebaIiknya yang berbadan enteng, cukup memakai tekanan udara rendah.
Demikian pula jika melalui medan off road keras atau licin. Tekanan ban sewajarnya bisa dikurangi sekitar 510 psi. Ban depan dianjurkan lebih empuk, dengan tekanan udara 5-10 psi lebih rendah dibanding ban belakang.
Lain halnya jika Anda mengarungi medan jalan makadam. Untuk jalan berbatu ini, lebih baik Anda memompa ban seoptimal mungkin. Ban keras memang menyiksa karena buzzingnya bertambah. Tapi ban keras mengurangi risiko masuknya pasir dan batuan kecil ke sela-sela antara ban dan velg .

Rantai Tegang
Penyakit ini kerap melanda sepeda yang terlalu lama tersimpan di dalam gudang. Penyakit ini muncul akibat serangan karat dan kotoran di sela-sela mata rantai. Tanda-tandanya selain susah dipindahkan ke lain, rantai tegang juga mengeluarkan suara gemeretak saat pedal dikayuh.
Ini penyakit sederhana sebenarnya. Cuma untuk menyembuhkan dibutuhkan ketelatenan ekstra. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membersihkan rantai dari karat dan kotoran dengan sikat kawat yang tak terlalu kaku. Setelah itu, lumuri rantai dengan pelumas. (dev)

Rem "bernyanyi"
Saat mengerem, dan tiba-tiba muncul suara "brrttt"? Santai saja. Jika Anda memakai rein tipe V-Brake, suara "brrrrt" yang muncul itu muncul akibat brake shoes (karet rem) tak rata hingga tak seluruh permukaannya bisa "mendarat" bersamaan saat brake lever dipencet. Penyebabnya aneka macam. Pertama, posisi rem salah (biasanya terjadi akibat baut yang mengikat bodi rem dengan fork atau chain stav terlalu kendor), bisa juga terjadi akibat broke shoes sudah aus.
Jika ingin menyembuhkan penyakit ini, temukan penyebabnya dulu. Jika masalahnya terletak pada setelan, set ulang. Jika suara "brrrrt" muncul akibat brake shoes tak rata, penyembuhan dengan ampelas seringkali sudah memadai.
Bagaimana jika yang berbunyi itu rem disk? Kasus yang paling sering, suara itu keluar akibat piston rem atau disk kotor. Dalam kasus infiltrasi kotoran ke piston atau disk, suara hanya akan muncul jika rem terlalu banyak digunakan hingga komponennya memanas. Jika saat dingin pun suara itu muncul, hal yang patut dicurigai adalah posisi pemasangan rem. Cobalah kendorkan dan kencangkan kembali mounting. Biasanya suara tak sedap itu akan hilang dengan sendirinya.

Kerosen atau solvent?
Karena Banyak komponen terbuat dari logam karat merupakan salah satu ancaman yang sclalu siap menerkam sepeda. Persoalannya saat hendak membersihkan, kita akan dihadapkan pada dua pilihan: pakai solvent (spray khusus pembersih karat atau pakai minyak tanah alias kerosen). Dua-duanya sebenarnya bisa dipakai.
Risikonya saja yang beda. Jika membersihkan dengan minyak tanah, artinya tangan harus siap kotor. Dengan spray, tangan pasti lebih bersih. Risiko lainnya, spray solvent punya adat buruk. Dia tak hanya doyan makan karat tapi juga mengerat logam. Alhasil, jika komponen yang baru saja disemprot tak buru-buru dilap, ada kemungkinan komponen itu cacat akibat logamnya dimangsa oleh sang solvent.
Kata lainnya membersihkan dengan minyank tanah lebih bagus. Apalagi minyak tanah juga disubsidi pemerintah hingga harganya sangat murah. Itulah alasan mengapa judul tulisan ini menggunakan kata kerosen, bukan minyak tanah. Biar tak banyak yang marah karena subsidi salah arah dari dapur rumah tangga miskin ke sepeda. (dev//djiesamsoe.com/)

Tuesday, March 27, 2007

Bersepeda Bersama Bayi: Gendong atau Bonceng?




Ketika saya terpaksa harus vakum bersepeda karena mengandung anak pertama, sedih juga rasanya. Tentu saja aktivitas bersepeda termasuk yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil, terlebih untuk kehamilan bermasalah. Saya termasuk kategori ini; pemeriksaan menunjukkan ari-ari janin saya menutupi jalan lahir (istilah medisnya: placenta previa). Kondisi ini rentan akan pendarahan. Maka, demi kebaikan diri saya dan janin, saya harus ekstra hati-hati menjaga kondisi badan.
Agak ngiri juga ketika dengar cerita teman-teman yang selalu bawa oleh-oleh cerita tentang perjalanan mereka. Dalam hati, "Kalau anak saya lahir dan sudah cukup besar, saya pasti akan bawa anak saya cross country juga." Tapi pertanyaannya kemudian, model tumpangan anak batita (bawah tiga tahun) seperti apa yang baik dan aman untuk turut bersepeda bersama orang-orang dewasa ini?
Saya pun mencoba mencari jawabnya. Sejauh pengalaman saya, ada beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan:
Gendongan anak berupa ransel
Kelebihannya: posisi anak aman, terutama karena posisinya yang hampir bisa dikatakan "melekat" pada pengendara sepeda. Si pengendara bisa mengontrol dan selalu bisa merasakan "alarm dini" jika si anak dalam posisi yang membahayakan, misalnya jika si anak meronta karena ketidaknyamanan letak dudukannya atau ketidaknyamanan lain yang ia rasakan. Faktor keamanan lain adalah tersedianya sabuk pengaman di dalam kompartemen ransel anak itu. Sabuk pengaman biasanya ada dua; pertama, yang menahan pinggul atau pinggang anak (menyerupai sistem seat belt di kendaraan roda empat pada umumnya); kedua, yang menahan tubuh bagian depan anak. Sabuk kedua akan mengalungi anak dari bagian atas kepala ke arah tubuh depannya (tujuan titik perlindungan adalah kedua bahu dan dada). Buckle (kunci klip) terdapat di bagian perut. Karena faktor kelekatan sebagaimana disebut di atas, guncangan yang dirasakan anak akan terlebih dahulu diminamilisir oleh pengendara sepeda, semacam self-control dari pengendara sepeda. Di sisi lain, respon si anak akan cenderung menyelaraskan gerakan yang ditimbulkan pengendara sepeda. Situasi ini juga akan merangsang kepekaan anak pada keseimbangan tubuhnya sendiri.
Kekurangannya: tidak nyaman bagi si pengendara sepeda jika jarak tempuh cukup jauh, karena seluruh beban anak bertumpu padanya. Walaupun sesungguhnya ransel semacam ini sudah dirancang agar pembagian titik beban bisa disesuaikan, tidak terpusat pada satu titik saja; misalnya dengan mengencangkan sabuk di bagian pinggang agar beban di bahu kiri dan kanan berkurang. Sedikit mengurangi keleluasaan si pengendara sepeda untuk melakukan manuver. Tentu karena si anak dapat kapan saja merasa kegirangan dan melonjak-melonjak apabila sepeda melalui jalan yang berguncang atau rute sliding /menurun. Respon anak dapat mudah sekali mempengaruhi kestabilan berkendara. Di awal -atau malah sepanjang- perjalanan, si anak akan sangat merasa ingin tahu keadaan sekitar, termasuk pemandangan di muka. Jika pengendara sepeda yang menggendongnya dirasa menutupi pandangan, secara otomatis ia akan berusaha dengan memiringkan badannya, hingga mencapai sudut yang paling ekstrem. Hal ini potensial membahayakan dirinya dan si pengendara.

Boncengan sepeda

Ini pun ada dua opsi, apakah Anda ingin meletakkan boncengan di depan atau di belakang Anda. Kelebihan boncengan sepeda di depan pengendara: anak dapat leluasa melihat jalur sepeda dan pemandangan di hadapannya. Si pengendara sepeda lebih merasa tenang karena si anak selalu dalam pengawasannya. Kekurangannya: posisi anak akan sedikit mengurangi keleluasaan pengendara sepeda.
Kelebihan boncengan sepeda di belakang pengendara: si pengendara akan leluasa mengontrol dan menguasai stang. Meminimalisasi paparan alam (misalnya angin, hujan, ataupun sinar) yang langsung mengenai anak. Diharapkan segala paparan itu akan terlebih dulu mengenai pengendarai sepeda. Komunikasi antara pengendara dan anak dapat terjalin lebih intens, karena kontak mata, kontak lisan, dan kontak ekspresi dapat lebih mudah dilakukan. Misalnya ketika ada obyek tertentu yang sedang diobrolkan.
Kekurangannya: si pengendara tidak leluasa mengawasi si anak. Bisa jadi anak terlelap, kelilipan (renik memasuki matanya), atau hal lainnya terjadi, dan pengendara tidak bisa mengetahuinya saat itu juga. Komunikasi antara pengendara dan anak kurang terjalin secara intens. Bisa saja toh si pengendara bicara panjang lebar, kok ya ternyata si anak tertidur pulas!! Duh...
Well, pilihan terpulang pada kenyamanan Anda. Omong-omong, kalau ada pertimbangan dan pilihan tandem yang lain, bisa dong bagi-bagi info.... (Aisyah HilalIbu satu anak berumur 11 bulan)

Tips Bersepeda Aman di Jalan Raya



(diambil dari : http://www.cyclistreport.org/)



  • Berpakaianlah dengan benar – pakailah helm dan pakaian berwarna terang. Pada musim hujan, gunakan jas hujan yang tidak mengganggu kenyamanan, keseimbangan, dan kendali Anda atas sepeda.

  • Patuhi rambu dan peraturan lalu lintas – tak ada bedanya dengan pengguna jalan yang lain, pesepeda mesti mematuhi rambu dan perturan lalu lintas. Jika kita sendiri tak tertib, bagaimana kita bisa menuntut pengguna jalan lain untuk berperilaku tertib?

  • Jangan pernah bersepeda melawan arus jalan – pengemudi kendaraan bermotor tak akan memerhatikan sepeda yang melaju di jalur jalan yang salah. Hukum dan akal sehat mengharuskan pesepeda menggunakan jalan seperti pengemudi kendaraan lainnya.

  • Jangan memakai headphone (earphone) – pakailah helm, jangan menggunakan piranti headphone (dari walkman maupun handphone ). Menurut penelitian, telinga yang tertutup rapat bisa mengurangi keawasan pesepeda pada keadaan sekelilingnya.

  • Siapkan kedua tangan untuk mengerem – Anda mungkin tak bisa langsung berhenti jika mengerem hanya dengan satu tangan. Jangan bersepeda terlalu dekat di belakang kendaraan lain, dan pada musim hujan selalu siapkan jarak aman pengereman karena rem selalu menurun efisiensinya manakala basah.

  • Perhatikan jalan di samping dan belakang Anda – belajarlah memindai keadaan jalan di samping dan di belakang Anda tanpa harus kehilangan keseimbangan dan kendali Anda pada sepeda.

  • Jangan menyalip dari kiri – pengemudi kendaraan bermotor biasanya tidak akan menduga kalau ada sepeda yang menyalip dari kiri, sehingga mereka juga tak siap dengan situasi terburuk yang muncul dari keadaan ini.

  • Jangan melewati garis pembatas jalan – manakala menyalip, pastikan Anda tidak melewati garis pembatas jalan. Demikan halnya manakala lalu lintas dalam keadaan padat.

  • Gunakan lampu di malam hari – selain membantu Anda buat melihat arah dan kondisi jalan, lampu membantu pengemudi kendaraan lain di depan untuk melihat keberadaan Anda. Tambahkan juga lampu di bagian belakang sepeda, atau sekurang-kurangnya reflektor.

  • Gunakan tangan Anda untuk memberi tanda – gunakan tangan untuk memberi tanda kepada pengguna jalan lain tentang ke arah mana Anda akan melaju. Ini memang aturan tak tertulis bagi pengguna sepeda, tetapi penting bagi keamanan Anda sendiri.

  • Rawat dan jagalah kondisi sepeda Anda – lakukan perawatan rutin sehingga sepeda Anda bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Gantilah rem dan ban secara berkala. Merawat sepeda itu mudah, Anda bisa belajar dan melakukannya sendiri. (Antariksa)